Telaga Waru, sebuah desa yang baru mekar di Kecamatan Pringgabaya. Desa yang baru dimekarkan pada tahun 2012 itu kini di bawah pimpinan Kades pilihan rakyat, Akramudin, SP. Telaga Waru dengan luas 106,3 ha itu berpenduduk 5.700 jiwa (1.833 KK). Ditingkahi Mualan (mata air) Benyer yang sejuk segar, sejumlah program digagas menuju kemakmuran masyarakat.
Telaga Waru mempunyai 4 wilayah kekadusan, masing-masing Dusun Benyer Daya, Benyer Lauk, Dasan Tapen Daya, dan Dasan Tapen Lauk. Sebelumnya, Telaga Waru merupakan salah satu dusun dari Desa Bagik Papan, yaitu Dusun Dasan Tapen. Setelah melalui proses yang panjang mulai 1994/1995, wacana pemekaran dimulai ketika H.Rumaksi sebagai Kades Bagik Papan.
Pada tahun 2009 wacana tersebut terkuak kembali dan ditolak oleh sejumlah tokoh Dusun Benyer. Barulah pada tahun 2011 ditanggapi positif oleh Bupati Lotim dengan SK pemekaran I tanggal 25-28 Desember 2011. Pada Mei tahun 2012 keluar SK Definitif untuk Desa Telaga Waru menambah jumlah desa di Lotim menjadi 254 Desa/Kelurahan (239 Desa dan 15 Kelurahan). Setelah dilantik pada tanggal 27 Desember 2012, Akramudin, SP., selaku Kepala Desa Definitif mulai masuk kerja tanggal 3 Januari 2013.
Desa Telaga Waru memiliki batas sebelah Barat Desa Wanasaba dan Bagik Papan, sebelah Timur Desa Apitaik, sebelah Selatan Desa Tanak Gadang, sebelah Utara Desa Bagik Papan dan Batuyang. Memiliki luas wilayah 106,3 ha dengan jumlah penduduk 5.700 jiwa (1.833 KK), desa baru ini maju terus melangkah, menghadirkan sejumlah program yang dalam waktu relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kades setempat, Akramudin, memang menjadi inisiator pembangunan. Pasalnya, sejak menamatkan kuliah di Fakultas Pertanian UNRAM tahun 1998, Akram bekerja sebagai Tenaga pendamping Petani, tenaga peniliti P2BK Unram, menjadi pengajar di Ponpes Al-Wustho dan lain-lain terkait dengan pertanian. Berangkat dari pengalamannya tersebut, sejumlah program unggulan dalam bidang pisik, sosial, ekonomi dan kemasyarakatan serta keamanan berhasil ditata sedimikian rupa.
Akram mengemukakan banyak hal terkait dengan pemanfaatan Sumber Daya Potensial (SDM dan SDA) desa yang dipimpinnya. Beberapa di antaranya terkait potensi Kemualan Benyer sebagai aset yang multifungsi baik sosial, ekonomi dan kemasyarakatan, pembangunan infrastruktur tembus Desa Pringgabaya dan penguatan kelembagaan. Berikut petikan wawancara wartawan Duta Selaparang dengan Kepala Desa Telaga Waru, Akramudin, SP.
Sebagai perintis dan Kades yang baru mekar, apa program unggulan anda?
Ada 3 (tiga) program yaitu Pertama; Penataan pemberian bantuan Rumah Kumuh/Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terhadap sejumlah warga masyarakat. Untuk ini kita mendapat bantuan dari Kemenpera (Kementerian Perumahan Rakyat) dengan sasaran sejumlah 300 rumah kumuh/RTLH. Tahap I diturunkan bantuan untuk 100 buah rumah kumuh/RTLH. Kedua ; Pembangunan Puskesdes (Pusat Kesehatan Desa) dengan dana sebesar 265 juta rupiah. Dana ini berasal dari PNPM dan swadaya sebanyak 15 juta rupiah. Puskesdes ini baru 3 bulan berjalan dengan kondisi pengerjaan bangunan 90%. Ketiga ; Saluran Irigasi yang dimulai dari Subak Bautukang hingga Desa Pringgabaya sepanjang 4,8 km, dengan dana Rp 1,1 milyar. Sumber air dari irigasi ini adalah dari mata air (Kemualan) Benyer. Pendanaannya berasal dari MP3KI untuk 4 desa yaitu Telaga Waru, Apitaik, Batuyang dan Pringgabaya. Untuk Desa Telaga Waru sendiri sepanjang 1.950 meter dan merupakan yang terpanjang dibandingkan dengan yang lainnya. Kegiatan ini ditenderkan oleh kecamatan yang dalam pengerjaannya mengikutsertakan warga masyarakat setempat dengan upah borongan/harian mengikuti perhitungan yang berlaku saat ini. Pembangunan saluran Irigasi ini sudah berjalan 4 bulan dengan kondisi pengerjaan 40%.
Apa yang sangat terasa bagi masyarakat terhadap adanya saluran Irigasi tersebut?
Bagi masyarakat, khususnya para petani, ketersediaan air akan menjadi lancar dan teratur. Dengan demikian kegiatan penanaman di setiap Subak akan menjadi teratur mengikuti aturan pola tanam (MT 1, MT 2 dan MT 3) dari pihak terkait, dengan hasil panen yang memadai dan memuaskan baik kuantitas maupun kualitas. Sehingga pada gilirannya, ke depan kondisi akan menempatkan kegiatan usaha tani dari para petani berada pada posisi bergaining position yang aman dan menguntungkan.
Selain dari pembangunan infrastruktur jalan dan irigasi, pembangunan sosial ekonomi masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan. Terkait dengan itu, program apa yang menyentuh terutama bagi kelompok-kelompok produktif?
Dari PNPM, selain program Puskesdes, juga telah kita arahkan ke simpan pinjam bagi warga masyarakat yang beraktivitas dalam usaha ekonomi produktif. Beberapa antaranya adalah pedagang bakulan, pengrajin kerupuk, pengrajin Sapu Sabut Kelapa (Geruman kambut). Dengan keanggotaan rata-rata 10 orang/kelompok, kita berikan pinjaman senilai antara 20 juta rupiah hingga 50 juta rupiah/kelompok. Terdapat 20 kelompok ekonomi produktif dan yang aktif sebanyak 15 kelompok. Secara umum, kelompok usaha yang terbanyak adalah Usaha pengrajin Geruman Kambut hingga mencapai 50%. Para pengrajin Geruman Kambut ini banyak mendapat pasokan bahan baku dari Desa Korleko berupa sabut (kambut).
Program lain untuk lebih meningkatkan mutu potensi pemberdayakan potensi SDA sebagai terobosan yang mengarah kepada meningkatnya kontribusi terhadap pendapatan desa?
Kita meningkatkan intensitas pemberdayaan Sumber Daya (SDA dan SDM) yang ada. Diantaranya adalah : Pertama ; Kandang Kolektif dengan juga menjalin kerjasama pihak ketiga (investor). Saat ini ada 4 kelompok kandang kolektif dengan unit usaha ternak Kambing di Dusun Dasan Tapen yang saat ini mempunyai 150 an ekor kambing. 1 Kelompok dengan jumlah anggota 10 orang dengan konsentrasi kegiatan penggemukan selama interval waktu 3 hingga 5 bulan, baru dijual. Ada juga kegiatan usaha ternak unggas pribadi dengan jumlah 1.500 ekor ayam petelur (Ras). Dalam 1.000 ekor ayam rata-rata telur yang dihasilkan sebanyak 30 tre/hari. Dalam setiap 1 tre terdapat 30 butir telur dengan harga 30 ribu rupiah/tre. Kegiatan yang dapat menyerap tenaga kerja ini mendapat keuntungan bersih 300 ribu rupiah/hari. Bahkan, dengan keberhasilan yang telah diraih peternak akan menambah volume usahanya tahun depan. Selain ternak kambing juga sapi dan kerbau. Semuanya akan kita tingkatkan pengembangannya ke depan dengan tidak lupa menghadirkan teknologi. Kedua ; Pengembangan wisata mualan Benyer. Mualan Benyer yang sejak dulu telah memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air, baik untuk irigasi maupun untuk kebutuhan sehari-hari termasuk antara dialirkan ke masjid-masjid yang ada di Desa Apitaik. Untuk menjaga eksistensi dan kelestarian Mualan Benyer kita akan melakukan penataan dan penanaman pohon. Semakin banyak pohon, akan semakin rindang, sejuk dan nyaman (berpotensi untuk rekreasi) serta fungsinya sebagai sumber mata air (kemualan) dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara lestari dan berkelanjutan (sustainable development). Areal kawasan Mualan Benyer ini seluas ± 10 ha yang di sekitarnya terdapat lahan persawahan dan kebun masyarakat. Sehingga upaya yang kita lakukan dalam pengembangan untuk kelestarian Mualan Benyer sangatlah bermanfaat bagi para petani. Ketiga ; Pamdes (Pengelolaan Air Minum Desa). Sumber dari Pamdes dari Mualan Benyer. Program ini sudah kita sampaikan kepada Bapak Bupati. Insya Allah … mudah-mudahan tahun 2015 kita bisa mulai. Keempat ; Program perpipaan. Untuk ini sejak awal 2014 kita sudah mendapat bantuan perpipaan untuk Dusun Dasan Tapen dari Dewan PKS sepanjang 700 meter. Informasi lebih lanjut masih kita terima dari Dewan PKS.
Sebagai unsur komponen masyarakat yang potensial, keberadaan kelembagaan sangatlah penting. Apa saja program desa terkait dengan itu?
Karang Taruna Timba Urip Desa Telaga Waru selain mendapat pelatihan, juga telah mengembangkan usaha Budidaya Jamur Tiram dan pengembangan kerajinan pembuatan Geruman Kambut. Untuk kegiatan ini terorganisir dalam sebuah wadah Kube (Kelompok Usaha Bersama) yang mendapat pembinaan dan bantuan dana dari Dinas Sosial. Karang Taruna juga telah melakukan sebuah terobosan berupa penggalangan dana partisipasi yang disebut dengan “Banjar Merarik” untuk kegiatan jika ada anggota Karang Taruna yang menempuh hidup baru (merarik). Sampai saat ini anggota Karang Taruna berjumlah 400 an orang mulai dari umur 14 tahun hingga 45 tahun. Namun yang aktif hanya 200 an orang. Banjar Merarik ini sudah berjalan 1,5 tahun. Setiap ada yang merarik, Karang Taruna bisa menghimpun dana sejumlah 600 an ribu rupiah. Untuk jangka kedepan, lembaga-lembaga yang ada terus kita kuatkan, termasuk PKK dengan melakukan pelatihan dan pembinaan berupa jahit-menjahit dan home industry aneka kue, dodol, saos, sirup dan lainnya.
Akan menjadi lengkap jika masalah keamanan desa dapat tercipta secara kondusip. Apa kiat anda dalam penataan menuju lingkungan yang aman, tenteram dan damai?
Semua komponen yang ada di masyarakat dilibatkan. Kadus, RT, staf, lembaga desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda bersatu dan terlibat dalam menjaga stabilitas keamanan lingkungan pedesaan. Dengan dikoordinir oleh masing-masing Kadus dan RT secara terencana jadwal kegiatan Siskamling dapat dilaksanakan dengan baik (Kus).
(Visited 207 time, 1 visit today)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar